aku. manusia yang belum tau apa kegunaannya, manusia yang kurang kepandaiannya, kurang kelebihannya, dan kurang kehidupannnya.
setiap hari, setiap jam bahkan setiap detik tidak ada perbedaan dalam hidupku. terangnya matahari di siang hari dan gelapnya malam tak dapat ku bedakan. semuanya sama bagiku. aku hanya dapat duduk diam dipojok rumah yang kumuh sambil menunggu ajal memanggilku. aku bosan dengan semua penderitaan dan cemoohan orang. aku lelah dengan semua yang mereka lakukan padaku.
aku tak tau kepada siapa aku bisa membagi luka yang telah lama menyarang di hati dan pikiran. tak ada satu orangpun yang mau mendekatiku, seolah olah aku hanya seonggok sampah yang menyengat baunya. apakah aku seburuk itu? apakah tak ada rasa kasihan atau iba dihati mereka? apa orang sepertiku hanya bisa menyusahkan dan membuat masalah?
ku coba tuk melawan perasaan yang berkelut didalam hati. ku coba abaikan semua kata orang dan mencoba memulai sesuatu yang berguna. meski sakit, meski awalnya terlihat mustahil. tapi aku yakin tangan tuhan akan membantuku bangkit dan mencoba lagi. meski tak ada seorangpun yang dapat menjadi tempat tuk berbagi senyuman dan tangisan. aku yakin tuhan kan selalu menjagaku dan selalu menerimaku apa adanya.
Sabtu, 08 Februari 2014
Jumat, 07 Februari 2014
HOPE
warna biru masih mewarnai langit jakarta sama seperti kendaraan yang memadati jalan perkotaan. aku masih sibuk dengan urusanku, membuat makalah dan menyiapkan presentasi untuk hari ini. itulah mahasiswa, bagai anak burung yang sedang belajar terbang untuk bisa melintasi langit yang lebih luas. pagi itu, aku sudah bersiap pergi ke tempat ku menuntut ilmu, tempat dimana ku gantungkan cita-citaku disana. aku bukan anak konglomerat yang menggunakan kendaraan pribadi ke kampus, bus kota adalah kendaraanku sehari-hari. bukan bus yang dilengkapi air conditioner ataupun toilet didalamnya. bus kota yang sering ku naiki hanya bus tua yang dipaksa melaju dengan banyak karat disana sini. dengan harap-harap cemas ku menunggu bis biruku, mengharap akan tersisa satu bangku untukku. senyumku mengembang saat ku lihat bus biru dari kejauhan, tanpa menunggu lagi segera ku hampiri dan berlomba dengan penunpang lain. hari ini hari senin, ahh,, aku benci hari ini. karna semua orang pasti berangkat pagi dan bus kota akan penuh sesak. benar dugaanku, kursi telah terisi penuh. orang-orang pun telah banyak yang berdiri dan dengan langkah malas aku terpaksa tetap naik agar tak terlambat mata kuliah pertama. pelajaran logika yang menurutku hanya membuat otak terasa sakit. pelajaran yang selalu membolak-balikkan persepsi dengan kenyataan. entah mana yang benar, aku hanya datang dan duduk lalu mengangguk pura-pura mengerti. teriknya matahari membuat keringatku mengucur deras, ditambah desak-desakan orang di bus menambah hawa panas tubuh. yang terlintas hanya tempat duduk disamping jendela dengan angin yang sepoi-sepoi. tak sebentar aku berdiri di bus itu, jarak antara bekasi dengan ciputat bukanlah jarak yang dekat. ditambah dengan tersendatnya jalan karena volume kendaraan yang kian meroket. sudah hampir satu jam aku berdiri dan akhirnya sampai di tempat transit pertama. kampung rambutan yang sesat dengan pedagang dan kendaraan umum. kenek mulai berteriak mempromosikan angkutannya dan pedagang yang hilir mudik menjajakan dagangannya. panasnya hari itu menambah sesak terminal kampung rambutan. terdengar hentakan sepatu TNI disebelah terminal. terlihat barisan rapih orang berseragam yang sedang memegang senjata. namun itu bukanlah pemandangan baru, disebelah terminal kampung rambutan memang berdiri gedung kepolisian yang siap mengamankan keamanan disana.
BERSAMBUNG...
BERSAMBUNG...
masa itu..
masa itu, saat awal kita bertemu. kau datang dan mencoba mendekatiku.
membuatku tersipu dengan candaan khasmu. tak terasa waktu demi waktu berlalu. kau dan aku kini telah memulai kisah baru. saat kau dan aku bersatu menjadi kita, saat setiap moment dihabiskan berdua. saat ku merasa bagai ratu dan kau rajanya. masa itu.. selalu membuatku tersenyum dan terbayang akan dirimu yang telah menghadirkan sejuta cinta dihatiku. bagai bunga yang menebarkan keharuman di ruang hampa. bagai pelangi yang menghiasi langit yang kelabu. bagai bintang yang bertebaran menghiasi langit malam.
andai masa itu terulang, ingin ku dekap dirimu sekali lagi, ingin ku genggam tanganmu kembali. namun masa itu telah pergi dari hidupku, bersamamu yang telah hilang dan mungkin tak kan kembali.
membuatku tersipu dengan candaan khasmu. tak terasa waktu demi waktu berlalu. kau dan aku kini telah memulai kisah baru. saat kau dan aku bersatu menjadi kita, saat setiap moment dihabiskan berdua. saat ku merasa bagai ratu dan kau rajanya. masa itu.. selalu membuatku tersenyum dan terbayang akan dirimu yang telah menghadirkan sejuta cinta dihatiku. bagai bunga yang menebarkan keharuman di ruang hampa. bagai pelangi yang menghiasi langit yang kelabu. bagai bintang yang bertebaran menghiasi langit malam.
andai masa itu terulang, ingin ku dekap dirimu sekali lagi, ingin ku genggam tanganmu kembali. namun masa itu telah pergi dari hidupku, bersamamu yang telah hilang dan mungkin tak kan kembali.
gelisah
bingung bimbang dan gelisah bagai nahkoda yang tak tau arah saat berlayar
bagai burung yang tak tau cara terbang, bagai ikan yang tak tau cara berenang.
entah kenapa alasannya, rasa itu datang dan mengalihkan seluruh pikiran.
mencoba lupakan tapi tak bisa, mencoba abaikan namun percuma. rasa itu mangambil seluruh raga dan pikiran. banyak hal yang larut menjadi satu, menjadi sebuah masalah yang tak berujung.
gelisah memikirkan sesuatu yang tak pasti kedatangannya. gelisah menunggu sesuatu yang mungkin tak ada hasilnya. gelisah membayangkan hal yang tak mungkin dapat terulang.
hanya desah nafas penyesalan yang datang, hanya raut wajah sedih yang terlihat, hanya rasa kerinduan yang selalu terbayang dan memaksa tuk mengingat semua kenangan dan kembali ke masa kelam lalu.
membuat gelisah kembali. membuat bimbang kembali.
bagai burung yang tak tau cara terbang, bagai ikan yang tak tau cara berenang.
entah kenapa alasannya, rasa itu datang dan mengalihkan seluruh pikiran.
mencoba lupakan tapi tak bisa, mencoba abaikan namun percuma. rasa itu mangambil seluruh raga dan pikiran. banyak hal yang larut menjadi satu, menjadi sebuah masalah yang tak berujung.
gelisah memikirkan sesuatu yang tak pasti kedatangannya. gelisah menunggu sesuatu yang mungkin tak ada hasilnya. gelisah membayangkan hal yang tak mungkin dapat terulang.
hanya desah nafas penyesalan yang datang, hanya raut wajah sedih yang terlihat, hanya rasa kerinduan yang selalu terbayang dan memaksa tuk mengingat semua kenangan dan kembali ke masa kelam lalu.
membuat gelisah kembali. membuat bimbang kembali.
Kamis, 06 Februari 2014
hal baru
setiap orang memiliki masa lalu yang mungkin menyedihkan ataupun menyenangkan, namun sedih maupun senang itu bukan dilihat dari kejadian atau peristiwa itu sendiri. melainkan pandangan dari orang itu. bagaimana ia bisa menjadikan hal yang mungkin dianggap menyedihkan oleh orang lain menjadi indah dan patut untuk diingat. saat masa pahit itu datang kembali ke dalam pikiran, coba tuk melihat dari sisi yang berbeda maka semua kesedihan itu akan hilang dan menjadi sesuatu yang baru yang dapat dijadikan inspirasi di masa kini dan nanti.
Langganan:
Postingan (Atom)